Jumat, 19 Desember 2008

SELAMAT BERJUANG GERAKAN PELAJAR BARU

Pada tanggal 18 Juli 1961 di surakarta telah lahir organisasi pelajar di bawah naungan Muhammadiyah bernama IPM ( ikatan Pelajar Muhammadiyah ). IPM lahir atas kesadaran kolektif di internal Muhammadiyah, bahwa sekolah-sekolah Muhammadiyah yang pada saat itu sudah berkembang perlu di bentengi ideologi islam, agar akhidah mereka kuat atas berkembangnya ideologi komunis pada saat itu.

Sebagai salah satu Ortom Muhammadiyah, IPM harus menanamkan nilai-nilai ideologi perjuangan Muhammadiyah kepada kader-kadernya yang berada di lembaga-lembaga pendidikan ( sekolah ). Pada masa awal berdirinya ( 1961-1966 ) IPM masi dalam pengawasan PP Pemuda Muhammadiyah.

Ketua umum dan sekretaris umum pada waktu itu di amanahkan kepada Herman Helmi Farid Ma'ruf dan Muhammad Wirsyam Hasan. Perjuangan IPM dari tahun ketahun berjalan lancar hingga ke muktamar ke VII, selanjutnya di bawah kepemimpinan M. Jamalludin Ahmad (ketum) dan zainul Arifin (sekum), nama IPM mengalami perubahan menjadi IRM I Ikatan Remaja Muhammadiyah ). Itu terjadi karena pada tahun 1992 Menteri Pemuda dan Olah Raga RI, Akbar Tanjung, menyampaikan kebijakan pemerintah pada IPM untuk melakukan penyesuaian di tubuh organisasi. Usai Konpiwil PP IPM di minta Dedagri mengisi formulir direktori organisasi dengan di sertai catatan aga pada waktu pengembalian formulir tersebut nama IPM telah berubah.

Setelah melalui kajiian yang cukup intensif, akhirnya di putuskan perubahan nama IPM menjadi IRM pada tanggal 18 Nopember 1992 dengan pertimbangan, pertama keberadaan remaja sebagai kader Persyarikatan, umat, dan bangsa. Kedua, perlunya pengembangan jangkauan IPM. Ketiga, adanya kebijakan pemerintah tentang tidak bolehnya penggunaan kata"Pelajar" untuk organisasi ber sekala Nasional.

IRM dari tahun ketahu berjalan lancar bahkan mengalami kemajuan hingga bertambahnya berbagai bidang bidang yang terakhir berdiri adalah Bidang Hubungan Luar Negeri.

Kemudian di tahun 2007. PP Muhammadiyah mengeluarkan SK nomenklatur tentang perubahan nama dari IRM menjadi IPM atas dasar rekomendasi tanwir Muhammadiyah di Yogyakarta tahun 2007. Kemudian PP IRM mengadakan konsolidasi internal dengaseluruh PW IRM - se indonesia di jakarta , Juli 2007 untuk membicarakan tentang SK nonmeklatur. Pada akhir forum, setelah melalui proses dialektika yang cukup panjang, forum memutuskan bahwa IRM akan berganti nama menjadi IPM, tetapi perubahan nama tersebut secara resmi terjadi pada Muktamar ke XVI pada 2008 di solo, 28 Oktober 2008. Itulah perjalanan panjang IPM, semoga kini menjadi gerakan pejar baru dan selamat berjuang. Nuun Walqolami Wamma Yasthuruu.

Penulis Mantan PD IRM Kab Malang 2002-2004.

Senin, 15 Desember 2008

HILANGNYA KESADARAN SEORANG GURU


Pemerintah telah menetapkan pekerjaan guru merupakan sebuah profesi sehingga mulai tahun 2006 lalu diadakan penilaian terhadap mutu guru dalam melaksanakan kengiatan belajar mengajar guna menuntut pefesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.
Program pemerintah yang berujung pada peningkatan mutu pendidikan di Indonesia ini juga di beri embel-embel pemberian tunjangan profesi sehingga program tersebut menjadi angan-angan bagi semua guru untuk bisa mengikuti dan lulus dalam penilaian sertifikasi tersebut.
Masih Banyaknya Guru yang Asal-asalan
Program sertifikasi tersebut ternyata belum mampu meningkatkan profesionalisme kinerja seorang guru buktinya di beberapa daerah masih banyak guru yang maju sertifikasi dengan niat yang asal-asalan bahkan sehingga mereka mengerjakan dengan seenaknya tidak sesuai dengan apa yang di tekankan dalam aturan penyusunan portofolio sertifikasi tersebut.
Disamping itu dalam program sertifikasi masih ada kelemahan biarpun mereka tidak lulus dalam sertifikasi tapi masih diadakan diklat bagi yang tidak lulus untuk menuju kelulusan itu sangat tidak rasional dalam peningkatan mutu pendidikan, sebenarnya mereka yang tidak lulus harus antri lagi seperti semula sehingga tujuan sertifikasi benar-benar mencapai titik profesionalisme sorang guru.
Hilangnya kesadaran seorang Guru
Hingga kini guru masih banyak yang kurang sadar akan nama jabatan yang mereka emban itu terjadi di mana mana mulai kurang semangatnya guru hingga datangnya kekerasan dalam diri seorang guru.
Ini merupakan fakta di lapangan minggu yang lalu di Kecamatan kami UPTD TK,SD dan PLS mengadakan Work Shop Tematik SD bagi guru kelas I sampai dengan V dan Work Shop Stratengi menghadapi UASBN bagi guru kelas VI. namun dala perjalannaya masih banyknya guru yang kurang semangat di mulai dengan malasnya dalam forum, tidak mengikuti praktek yang ia harus kerjakan hingga mereka memberanikan pulang dan tidak kembali lagi. Padahal acara tersebut merupakan amanah dari pimpinan mereka dan hasilnya untuk diterapkan di sekolah mereka guna meningkatkan mutu pendidikan.
Hendaknya seorang guru sadar akan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka apalagi profesi seorang guru sudah mereka niati, otomatis mereka harus mentaati aturan dan perintah yang diberikan pada mereka dang tanggung jawab terhadap keberhasilan anak didiknya.
Semoga sedikit tulisan ini bisa memberikan kesadaran bagi kita semua dalam memajukan dunia pendidikan. Nuun Walqolami Wamma Yasthuruun.

Jumat, 05 Desember 2008

SIAPA AKU



Nama : NUR CHOLIS DWI RIANTO
Tempat/Tgl. Lahir : Malang, 08 Agustus 1980
Alamat : Malang
Friendster : http://profiles.friendster.com/57266578
FaceBook : nurcholis.dwir@yahoo.co.id
Hobby : Baca, organisasi
Riwayat Organisasi : IRM, Yout Of Muhammadiyah Movement